Rabu, 25 Mei 2011

Tari Klana


Salah satu bentuk tari klasik Yogyakarta yang masih dipelajari dan diajarkan di Yayasan Siswa Among Bekso adalah Tari Klana.

Tari Golek Sulung nDayung


Tari Golek Sulung nDayung merupakan salah satu bentuk tari klasik gaya Yogyakarta. Apabila Anda tertarik untuk mempelajari tari klasik ini, maka silakan datang ke Yayasan Siswa Among Bekso yang terletak kira-kira 300 meter arah barat Kraton Yoyakarta, tepatnya di nDalem Kaneman, Jl. kadipaten Kidul 44 Kraton Yogyakarta.

Kamis, 19 Mei 2011

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Bumbu Gudeg Yogyakarta

-    Gudeg merupakan makanan khas yang berasal dari Kota Yogyakarta. Makanan ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dalam jangka waktu yang cukup lama. Gudeg disajikan berasama dengan telur, ayam, tahu, tempe, dan krecek. Rasanya yang manis berasal dari proporsi pemberian gula jawa yang lebih banyak dalam proses memasak Gudeg.

Museum Batik Pekalongan

Jajan Pasar, Yogyakarta

Benteng Vastenburg Surakarta

Stasiun Tugu Yogyakarta

Ugo and Papers


"Obviously, I do not agree if paper's caste considered below the canvas. I think papers are more bighearted than canvas. It accomodates meaningless sketches, failed, torn, discarded drawing..." 
(Ugo and papers - Ugo untoro, 2010)

Wayang Klithik

Wayang Menak

Minggu, 08 Mei 2011

Batik Semen Sidoasih


Pola semen termasuk pola yang muncul belakangan dari pada pola-pola batik yang lainnya. Ketika Pakubuwono IV ingin melimpahkan kekuasaan pada putra mahkota, beliau menciptakan pola semen ini. Pola semen pertama yang sangat terkenal adalah pola “semen rama”, didalamnya mengandung filosofi ajaran Asthabrata, yaitu petuah Prabu Rama kepada Wibisana.
Selanjutnya pola semen yang berasal dari kata semi, selalu bermuatan gambar tumbuhan atau gunung, tempat berseminya tanaman.
Semen Sidoasih dipakai pada upacara pernikahan, dengan harapan pengantin akan membangun hidupnya dengan kebahagiaan penuh kasih. Batik ini berasal dari Yogyakarta.

Batik Semen Pringgodani


Batik Semen Pringgodani ini berasal dari Yogyakarta. Batik ini sering digunakan untuk acara pernikahan, dengan harapan akan selalu bersemi harapan akan kebaikan.

Batik Semen Kudorante


Batik ini adalah salah satu batik yang berasal dari Yogyakarta. Pola semen ini banyak berekembang di kalangan menengah ke bawah. Pola gunung dan tumbuhan masih menjadi ciri pokoknya.
Makna filosofi yang terkandung dalam Batik Semen Kudorante ini adalah: harapan bagi kesejahteraan yang identik dengan tanaman yang tumbuh di pegunungan.

Batik Semen Klewer


Merupakan batik kuno dari Yogyakarta. Batik ini kebanyakan dipakai oleh golongan menengah, memberi kesan luwes pada pemakainya. Pola gunung dan tumbuh-tumbuhan menjadi ciri pokoknya. Makna filosofis yang terkandung pada motif batik ini adalah: harapan akan kesejahteraan.

Batik Semen Jlekithit Bledhak


Corak pada batik ini memberi kesan keanggunan pada pemakainya. Pada jaman dahulu batik ini  hanya dipakai oleh golongan bangsawan. Batik ini berasal dari Yogyakarta.

Batik Semen Gebang Pinatar


Batik Semen Gebang Pinatar ini digunakan untuk acara pernikahan, dengan harapan agar pengantin selalu  bersemi dalam kebaikan.

Batik Parang Ceplok Sriwedari


Dipakai untuk menghadiri upacara atau acara setengah resmi. Corak pada batik ini dapat memberi kesan gagah pada pemakainya. Kebanyakan dipakai oleh golongan menengah ke bawah.

Batik Parang Ceplok Keci


Batik ini dipakai untuk menghadiri upacara pernikahan. Memberi kesan gagah pada pemakainya. Adapun pemakainya adalah golongan menengah ke bawah.
Pola ceplok merupakan pola batik kuno yang terdapat pada candi-candi Hindu Budha. Pola ceplok Yogyakarta merupakan pengembangan dari pola batik Mataram Kotagede.

Batik Parang Barong


Pada zaman dahulu hanya raja yang boleh memakai batik Parang Barong ini. Kesan yang terkandung pada corak batik ini adalah unsur gagah, berwibawa, lambang kekuatan dan kekuasaan.

Batik Rujak Senthe


Batik ini umumnya dikenakan oleh golongan menengah. Corak batik ini dapat memberi kesan luwes pada pemakainya.

Batik Nitik Cakar


Batik ini banyak dikenakan oleh para sesepuh ketika menghadiri pernikahan. Selain itu, motif batik ini juga dikenakan oleh pengantin golongan menegah ke bawah.
Filosofi yang terkandung dalam pola batik nitik ceker ini adalah agar pengantin kelak pandai mencari rejeki, seperti ayam yang mencari makan dengan menceker-ceker tanah.

Batik Nithik Keong Renteng


Batik ini berkembang atau dikenakan oleh golongan menengah ke bawah. Corak yang tedapat pada batik Nithik Keong Rentheng ini memberi kesan berwibawa pada pemakainya.